Select Menu

Favourite

TENTANG CINTA

INSPIRING

SENI DAN BUDAYA

WISATA

RELATIONSHIP

Serba Serbi

LIFESTYLE

KAWRUH JAWA

KULINER



menyusuri langkah diatas trotoar sepanjang jalan malioboro
sekedar melepas kerinduan pada senja di jantung kota jogja
terlintas denting suara gitar yang dipetik para musisi jalanan
sejenak membawaku terlarut dalam senandung lagu kasmaran

wajah-wajah sederhana pengemudi becak menawarkan jasa
Becak mas, monggo kulo dereaken” sebaris kata diucapnya
bahasa kromo hinggil yang halus sebagai ciri khas orang jawa
kubalas dengan “mboten pak”, sambil kulempar senyum padanya

sejenak anganku terbang bersama kenangan dimasa silam
saat berjalan mesra berdua dengannya merenda tali asmara
terlintas senyumnya yang manis dibawah rinai hujan gerimis
lentik jemari tangannya kugengam erat dan tak kulepaskan

sejenak langkahku terhenti tepat dimana dulu aku dan dia berada
tempat biasa kala aku menyantap makan malam bersamanya
kupandangi disetiap sudut ruang yang masih sama seperti dulu
nampak pengunjung bercanda tawa sambil duduk lesehan disitu

akupun segera merasuk kedalam sekedar menikmati secangkir kopi
seteguk cairan hitam kuhirup sambil mengenang ukiran kisah disini
tiba tiba aku terhenyak tatkala mendengar suara memanggil namaku
“hai, kamu doni kan ? masih ingat aku ?,  denyut nadi serasa terpacu

bagi tersambar petir aku menjawabnya dengan terbata-bata
tak kusangka dia yang dulu kekasihku kini berada didepan mata
“kamu.. anisa ?” tanyaku tak percaya
Iya.. aku anisa.  masa sih kamu lupa..”

tak pernah kubayangkan bagaimana ini  terjadi
dia yang baru saja bergayut dalam lamunanku
kini menjelma nyata bagai turun dari buai mimpi
aku dan dia bersama melepas jutaan rasa rindu

sekian lama tak pernah bertemu
terlarut suasana berbagi cerita
tak terasa waktu begitu cepat berlalu
aku dan dia harus kembali berpisah

sungguh tak pernah kusangka dan kukira
Tuhan mempertemukanku kembali dengannya

meski kusadari tak mungkin lagi
merangkai kisah yang telah berlalu
setidaknya aku berbahagia malam ini
bertemu kembali cinta dari masa lalu

kota jogja akan selamanya kukenang
bersama kekasihku yang lama hilang

.oO-DB-Oo.
catatan kaki :
- monggo kulo dereaken (jawa) : mari saya antar
- mboten pak (jawa) : nggak pak


dibawah temaram lampu jalan
bercampur debu beterbangan
menyambut datangnya malam tiba
di sebuah sudut jantung ibukota

gerobak penuh kotak pengeras suara
bersandar dipinggir sebuah jalan raya
sekelompok musisi mulai beraksi
suara gitar meraung membelah sepi

seorang biduanita bergoyang
mengikuti alunan suara gendang
meliuk tubuhnya yang seksi
mengiringi bibirnya bernyayi

tembang dangdut telah dilantunkan
nada menggema mengundang perhatian
warga sekitar merapat berdatangan
menyaksikan hiburan musik jalanan

penonton larut dalam emosi biduan
bernyanyi dan bergoyang bersama
didalam titik relung perasaan
sejenak terlupa akan rasa duka

lakon yang mereka perankan
adalah sisi realita kehidupan
gendang bertalu tak boleh berhenti
demi menyambung hidup mereka jalani

keegoisan dan rasa malu tak dihiraukan
sebuah nilai hidup yang dipertahankan
lembar uang recehan yang terkumpulkan
cukup membuat hati mereka terpuaskan

itulah sebuah sisi kehidupan kota besar
bagai permainan dadu menentukan nasibnya
selalu berharap angka besar yang keluar
harus terima bila mendapat sebaliknya

biarlah waktu yang bercerita
roda gerobak terus diputarnya
atas nama kelompok my darling
musiknya dangdut gerobak keliling
ketika mentari masih enggan menampakkan sinarnya
saat tubuh malas mendengkur sambil memeluk guling
gadis itu tengah menyisir setiap jengkal ruas jalan raya
ayunkan tongkat bambu menyambung seikat sapu biting

menepis setiap keping sampah dan runtuh dedaunan 
menyeka lapis pasir yang terhampar dipermukaan aspal

dahinya membasah keringat sesekali terusap tangan
terhisap debu beterbangan membuat nafasnya tersengal

kulitnya legam bersembunyi dibalik baju warna kuning jeruk
berlindung dibawah selembar kain yang membungkus kepala
menahan sengatan sinar mentari agar panas tak menusuk
sepatu karet hitam setinggi betis sebagai alas telapak kakinya

sampai diujung jalan gadis itu perlahan menepi
sekedar berteduh dibawah sebatang akasia tua
masih terkulai disampingnya setangkai sapu lidi
diraihnya sebotol minuman terselip disaku celana

seteguk air bening membasahi lidah
sejenak mampu mengusir rasa dahaga
diluruskan kedua kakinya melepas lelah
sambil menunggu terkumpul sisa tenaga

gadis itu termangu dibibir jalan yang sepi
menelisik nasibnya tak kunjung berganti
hanya berharap gaji mingguan yang tak seberapa
ditengah kebutuhan hidup yang semakin mendera

terbersit keinginan untuk mencari pekerjaan lain
tetapi niatnya kembali terkurung sejuta keraguan
mencari kerja tidaklah semudah membalikkan tangan
mendingan jadi tukang sapu daripada pengangguran

namun didalam bilik hatinya masih tersimpan asa
berharap datangnya kesempatan yang tak terduga
diantara lenguh nafasnya terucap sebaris do’a
semoga Tuhan membuka jalan merubah nasibnya


.oO-DB-Oo.

jemari tanganku bergemetaran kala pertama
merangkai aksara demi tuangkan rasa didada
bersama denyut jantung berdetak tak beraturan
terkurung didalam nuansa penuh ketidakpastian

mengingatmu adalah setiap helaan nafas yang kuhirup
lembut belai tutur katamu tlah membuat duniaku hidup
menatap senyummu adalah lengkung pelangi nan indah
kilau bola matamu mampu teduhkan jiwa ku yang resah

hingga detik detik malam yang terasa berjalan amat pelan
menemaniku terbang ke alam imajinasi temukan bayangmu
bagai bintang mencari rembulan bersembunyi dibalik awan
bercengkerama denganmu dalam mimpi hingga pagi menyeru

tenggelam dalam lautan rindu yang menggenang di dada
terpasung jerat tali asmara yang menggoda relung jiwa
sepasang mata berkaca membasuh perih dalam batin
sekeping hati menangis terbungkus selimut biru satin

indah wajahmu tergambar saat kelopak mataku mengatup
dalam sepi candamu terdengar disetiap sudut penjuru ruang
biarlah kecil api lentara cinta kujaga agar tak kian meredup
sebagai pelita terangi sisa jalan gulita hingga pagi menjelang

mengharapkanmu hadir disini laksana bulan jatuh dalam pelukan
memeluk erat tubuhmu bagaikan merengkuh lingkar pegunungan
mungkin aku hanya bisa menulis kata diatas kanvas pengharapan
kepada hujan aku bersaksi dan kepada langit semuanya kuserahkan

aku adalah pemilik cinta yang sederhana dan tak harus memilikimu
bila masih ada waktu didunia, ijinkan aku ‘tuk terus mengenangmu

.oOoDBoOo.

 





sayup kudengar tapak langkah kakimu menjauh
mengalir bersama detak jantung yang melemah
sukma bergetar menahan kelopak bunga hati luruh
menepis kepingan asa yang tak mampu kujamah

sungguh sulit bagiku menyeberangi dimensi waktu
didalam diam termangu sendiri hanya berteman sepi
anganku berkelana tak tahu kemana kan mengadu
kerinduan akan hadirmu makin menghimpit urat nadi

selaksa kenangan tentangmu menari indah dilangit kamar
diantara alunan melodi bersenandung tembang kasmaran
sedang rembulan dibalik kelambu semakin nampak memudar
keteguhan jiwa mulai goyah ditepi ambang batas kesabaran

mungkinkah esok pagi kutemukan secercah sinar cahaya nurani
bersama datangnya titik embun yang turun membina pengertian
masih adakah didalam benakmu tersungging keinginan ‘tuk kembali
menyapa sepucuk tunas kasih yang terkulai layu dilanda kekeringan

aku terpuruk memendam gelisah didada
tiada mampu lagi menahan gejolak rasa
bagai kemarau panjang yang merindu hujan gerimis
untuk kesekian kalinya kau membuatku menangis… :,(

.oO-DB-Oo.

Dear Ratna,
 aku tak mampu lagi menahan rasa yang menjulang dihati
untuk itu aku sengaja tumpahkan di atas lembar kertas ini
semua berawal sejak terakhir melihatmu
seakan ku tak percaya bahwa itu kamu

memang aku sudah mengenalmu jauh sebelum aku menulis ini,
tapi akupun tak mengerti, mengapa dan bagaimana ini bisa terjadi
kamu yang dulu aku kenal sebagai teman biasa
mengapa kini ada sesuatu yang nampak beda

ketahuilah bahwa aku disini tidak sedang merayumu
dan aku juga tak berharap jawaban apapun darimu
sekedar melepas apa yang menyesak didada
agar aku bisa sedikit bernafas lebih lega

aku sendiri merasa heran dengan apa yang kurasakan kini
sepanjang malam ku terasa panjang dan seakan tak bertepi
mengingatmu disetiap hela nafasku adalah menu harianku
bermimpi tentangmu bagai perhiasan di ruang peraduanku

kenapa baru kini kurasakan begitu dalamnya rasa rindu
sedetik tak melihatmu seakan bertahun tak bertemu
mungkin kamu anggap aku sedang membual dan meracau
dan benar harus aku akui bahwa jiwaku kini sedang kacau

hari demi hari aku lalui dengan perasaan yang tak pasti
angan dan imajinasiku terbang melayang entah kemana
hingga akupun tak tahu apa yang harus kulakukan kini
terpuruk didalam kubang kegalauan yang makin mendera

ratna,
mungkin aku telah membuang waktumu untuk membaca
rangkaian kata yang buatmu sama sekali tak ada maknanya
tapi ijinkan aku menulis tentang apa yang sedang kualami
aku hanya bisa berharap semoga saja kamu bisa mengerti

Galih
==============

Untuk Galih,
meski aku tak tahu apa yang sedang kamu rasakan
tapi setidaknya sebagai saksi atas apa yang terjadi
sejak dulu memang aku telah mengenalmu sebagai teman
untuk tuntaskan pekerjaan kita bertemu hampir setiap hari

hanya satu yang tak pernah sedikitpun kau sadari
bahwa kehadiranmu membuat duniaku lebih berseri
hingga saat tugas dan pekerjaan kita telah selesai
seakan kamupun menganggap pertemanan kita usai

mungkin kamu tak pernah tahu apa yang terjadi setelah itu
ketika kamu sudah terlarut didalam aktifitas yang baru
disaat yang sama aku terbenam dalam lautan rindu
dan akupun menikmatinya sendiri tanpa perhatianmu

seandainya kamu tahu apa yang aku rasakan waktu itu
mungkin kamu tak kan pernah bisa meninggalkanku sendiri
disela malam yang sepi batin ini merintih memanggilmu
tapi gema suaraku hanya bisa berpendar didalam hati

sesak terasa didada kala mendengar berita tentangmu
telah menjalin hubungan istimewa dengan kekasihmu
bergonta ganti pacar bagai kupu-kupu mengisap madu
dalam diam aku hanya membalut luka tersayat sembilu

hingga akhirnya aku memutuskan untuk mengakhiri
mencumbu bayanganmu hanyalah meyakitkan hati
akupun telah meyakini bahwa kamu bukanlah untukku
mengingatmu hanya membangkitkan kesal dan marahku

Galih,
mungkin apa yang kutulis ini akan membuatmu kecewa
tapi aku harus katakan semuanya kepadamu apa adanya
sebab aku hanyalah gadis yang sederhana
yang ingin punya cinta yang sederhana pula

cukuplah bagiku satu cinta
untuk sekarang dan selamanya
Salamku untukmu,

Ratna
 

kala sekuntum bunga merekah ditengah musim semi
tiada mampu tundukkan hasratku untuk memetiknya
hingga kelopaknya luruh jatuh dan terbawa angin pagi
kubiarkan saja berlalu tanpa rasa yang menepi di dada

entah apa yang tlah terjadi didalam relung batinku ini
bulir kasih yang pernah kau semai selintas tak berarti
aku terjebak didalam kubang ingkar di dalam bilik nurani
walau getar rasa itu ada tapi terkurung keangkuhan diri

kini detik waktu tlah melangkah pergi jauh keseberang
kuterbuai dalam alunan rindu yang dulu tak pernah ada
tanpamu disisiku adalah gelap malam tiada berbintang
termangu sendiri menatap cahaya bulan redup di angkasa

sejuta penyesalan jejali batinku di sepanjang garis senja
merindukanmu laksana bumi yang kering menunggu hujan
aku bertanya kepada dinding kamar yang diam tak bicara
mengapa baru sekarang kuterjerumus dalam jurang asmara

wahai angin yang meniup lembut dibalik daun jendela kaca
akankah kau berkenan membawa rasa rinduku ini kepadanya
bersama airmataku yang jatuh bergulir membasahi kedua pipi
sampaikan padanya seikat kembang merah sbagai tanda rasa

sampai  kini aku tak henti berpikir
mengapa cinta ini terlambat hadir

.oOo.
 

duhai kupu-kupu jantan yang beterbangan di taman belakang
indah paras sayapmu menawan setiap hati yang memandang
biar sejuta warna pelangi tak kan pernah sanggup menandingi
bak lukisan alam semesta raya terpadu dari segala penjuru bumi

sekali kepak sayapmu terbentang menebar aura bening kemesraan
mengisi celah kerinduan jiwa bertabur janji kemegahan cinta abadi
liuk gerak tubuhmu menari lembut seakan menyita sudut perhatian
mengendap menyelinap disela rimbun kuntum bunga mawar melati

pesonamu hari ini tumbangkan dinding keangkuhan anggrek biru
esok hari kau tega tinggalkannya bersama luka tersayat sembilu
menjelang lusa kaupun rebah dalam hangat peluk kembang sepatu
singgah dimanapun yang kau suka untuk sekedar menghisap madu

wahai kupu-kupu jantan yang tak pernah merasa bersalah
tertawalah sepuasmu sebab kau adalah pemilik jiwa serakah
ditengah tangis kelopak bunga yang mengering dan gundah
kau tlah tenggelam di dasar samudera kata sumpah serapah

sekali waktu cobalah kau pandang wajahmu di muka cermin
lihatlah semburat noktah hitam menambah buruk perangaimu
terbanglah menuju danau penyesalan membuang dosa kemarin
tinggalkan saja masa lalumu yang penuh jejal kebahagiaan semu

meraih mimpi indah yang terselip disela dedaunan
menjalin asa demi terbangun istana dimasa depan
teguh memegang janji setia sehidup dan semati
menjalin rasa kasih suci bersama pasangan sejati

.oOo.


Kubentangkan layar mengarungi tujuh samudera
kurentangkan sayap tuk terbang bersama mimpi
terpikat gemulai dansa bidadari di taman nirwana
mencumbu bayang semu dalam buram wajah ilusi

begitu mudahnya sketsa senyum manismu menjelma
kau hadir dalam benakku saat kedua mataku terpejam
mengisi setiap detik waktu mengiring tabir nuansa senja
merintih memanggil namamu di relung hati yang terdalam

kau laksana titisan dewi khayangan yang turun ke bumi
lembut perlahan merasuk khayalan melukis alam fantasi
untaian asa yang terjalin indah kini tertahan bisik nurani
dibalik dinding menungu jelang hasrat ingin mengajak pergi

ditengah hening malam aku bertanya pada langit kamar
masih adakah dermaga sebagai wadah biduk bersandar
aku tlah terbiasa bercengkerama dalam buai bayangan
berkisah tentang cinta yang bertepuk sebelah tangan

aroma wangi tubuhmu sirna saat kupeluk mesra
lelah hati ini terasa ngilu mengurai linang airmata
langkahku kini terhenti disebuah persimpangan jalan
tak ingin lagi tenggelam didalam lautan kekecewaan

pasrah bertumpu pada putaran waktu
biarlah musim ini berlalu tinggalkanku
bila jiwa masih menyatu dengan raga
kuingin melihatmu bahagia bersamanya

.oOo.
DB
Puing rindu yang lama terkubur didalam putaran waktu
kini perlahan bangkit dan beterbangan bagai kupu-kupu
meliuk gerak tubuhnya mengajakku menari dilantai dansa
kepak sayapnya mengalunkan senada indah lagu nostalgia
 
duhai gadis manis yang pernah memenjara hati ini
pemilik lengkung bibir yang memancar warna pelangi
mekar selaksa bunga dalam kalbuku saat kau tersenyum
menghiasi taman cinta yang tumbuh merebak wangi harum
meski angin berhembus membawa detik waktu berjalan
namun inginku selalu berada dikala dulu kita berdua
merajut asa menggapai mimpi yang terselip di awan
menangis dalam rindu dan tertawa ditengah riuh canda
kini kau tengah berlayar bersama yang lain diatas sampan
perahuku juga sedang bersandar didermaga negeri seberang
namun jejak langkah kakimu masih tergambar dalam ingatan
ketika kita menyusuri pantai dan rebah diatas batu karang
wahai tuan putri penguasa kerajaan cinta di masa lalu
sudikah kiranya kau turun sejenak menemaniku bernyanyi
biar kupetikkan lagi dawai gitar mengiring desah merdu
sekedar menumpahkan rasa yang sekian lama bersembunyi
tersadar diri ternyata waktu tak berpihak kepadaku
Berjalan melenggok si burung merak jantan
bergaun biru mekar sayapmu setengah lingkaran
badan memutar kekiri kekanan mencari perhatian
layaknya peragawati di panggung pertunjukan
pergi keluar kandang ketika menjelang malam hari
menenteng beauty case berisi kosmetik warna warni
menyusuri sepanjang bibir jalan dibawah sinar bulan
sayapmu kembali mekar menawarkan sejuta keindahan
aduhai cantiknya dirimu tak sangka kau adalah lelaki
dibalik gaunmu yang beraksen hijau biru bulatan hati
cahya rembulan berpendar riang menyilau gemerlap sayapmu
sejuta pasang mata tak mampu berpindah menatap wajahmu
sapanjang malam kau habiskan waktumu berdiri tepi jalan
menunggu datangnya lelaki hidung belang mengajak berkencan
terpukau keindahan rupa wajah dan lekuk tubuhmu yang seksi
membuat mabuk kepayang lelaki jadi lupa dirumah punya istri
hingga pada suatu malam, si burung merak kembali beraksi
sepatu high hill putih kau injak menambah tinggi semampai
namun tak seperti biasa kau nampak menyimpan gundah di hati
mengingat telah bertengkar hebat dengan kekasihmu tempo hari
tak terasa jarum jam sudah menunjuk ke angka empat
tiba tiba sebuah sorot lampu sepeda motor mend
Berjalan melenggok si burung merak jantan
bergaun biru mekar sayapmu setengah lingkaran
badan memutar kekiri kekanan mencari perhatian
layaknya peragawati di panggung pertunjukan
pergi keluar kandang ketika menjelang malam hari
menenteng beauty case berisi kosmetik warna warni
menyusuri sepanjang bibir jalan dibawah sinar bulan
sayapmu kembali mekar menawarkan sejuta keindahan
aduhai cantiknya dirimu tak sangka kau adalah lelaki
dibalik gaunmu yang beraksen hijau biru bulatan hati
cahya rembulan berpendar riang menyilau gemerlap sayapmu
sejuta pasang mata tak mampu berpindah menatap wajahmu
sapanjang malam kau habiskan waktumu berdiri tepi jalan
menunggu datangnya lelaki hidung belang mengajak berkencan
terpukau keindahan rupa wajah dan lekuk tubuhmu yang seksi
membuat mabuk kepayang lelaki jadi lupa dirumah punya istri
hingga pada suatu malam, si burung merak kembali beraksi
sepatu high hill putih kau injak menambah tinggi semampai
namun tak seperti biasa kau nampak menyimpan gundah di hati
mengingat telah bertengkar hebat dengan kekasihmu tempo hari
tak terasa jarum jam sudah menunjuk ke angka empat
tiba tiba sebuah sorot lampu sepeda motor mend
Karam disudut palung pengharapan
menggapai pucuk tunas daun cemara
sejenak terdiam di sisi jurang penantian
tanganku meraih bayang semu arti cinta
sekian waktu menunggu terbuang percuma
tiada lagi tersirat makna diri bagimu tuan
tersadar bahwa aku bukanlah siapa-siapa
bersandar pada denyut nadi ketidakpastian
benih kasih yang tertanam dilubuk hati
kini makin pupus dihempas derai airmata
hanya sekedar berharap titis embun pagi
perlahan hilang sirna saat mentari menyapa
mungkin kau terlahir bukanlah untukku
sudah suratan nasib yang harus kujalani
tiba saat putaran musim lengang berlalu
kuingin terbang ke awan bersama merpati
tidakkah kau berkenan membuka pintu hati
biarkanku berdiri ditengah deras rinai hujan
batin merintih bagai terkurung didalam peti
terseret riak gelombang samudera kerinduan
Sudah sekian lama aku berada disekitarmu
melangkah bersama seiring karya tercipta
terlarut didalam nada alunan detik waktu
yang merayap pelan diantara kolong meja
wajahmu laksana hamparan hijau ladang padi
mampu teduhkan jiwa yang kini sedang goyah
tutur bahasamu terurai selembut warna pelangi
bagai air bening mengalir basahi tanah sawah
meski kutahu kau sudah ada yang punya
tapi kutak sanggup menahan gejolak rasa
biar bibirku mampu mengucap kata ‘tidak’
namun didalam batinku tak bisa menolak
lembaran hariku penuh terisi gambar tentangmu
yang meraja diatas mahligai istana negeri impian
mengajakku terbang ke awan diantara bintang
kan kureguk nikmat secangkir ilusi semanis madu
tanpamu disampingku laksana seribu malam merindu bulan
begitu mudahnya wajahmu menjelma saat mataku terpejam
hingga aku terseret dalam arus pusaran cinta yang terlarang
membuatku tersesat dan sejenak lupa kemana arahku pulang
tatkala ku terjaga dari lelap tidur semalam
kuberada disebuah sudut persimpangan jalan
aku terdiam dan tak tahu akan menuju kemana
benakku ingin kembali tapi batinku tak bersedia
kucoba kirimkan pesan kepada mega di angkasa
agar turunkan tirai ‘tuk menahan bulan bercahaya
namun setangkup rindu masih saja terselip disana
tiada tempat tuk bersembunyi dari bayangan cinta
ditengah keraguan ini aku tersimpuh
beralaskan kegalauan hati yang dalam
hanya kepadaMu tempatku mengadu
kuatkanlah jiwa yang kini mulai rapuh
Murni adalah sebuah nama seorang perempuan
wajahnya sederhana namun manis bila dipandang
tumbuh dewasa didalam asuhan alam pedesaan
terlahir dari rahim istri seorang petani bawang
Memendam hasrat ingin membuat orangtua bangga
Murni berniat pergi kekota berjuang mengadu nasib
didalam benaknya menjulang harapan setinggi mega
nasihat mengiringi langkahnya agar tak berbuat aib
Tergiur setumpuk pundi cemerlang menyilau mata
berbekal polos hati dan keteguhan jiwa menyala
segenggam asa terbungkus dalam tekad membara
tinggalkan kampung halaman menuju jantung ibukota
Detik waktu trus berjalan tiada yang mampu menyela
apa yang terjadi kini tidaklah seperti yang dibayangkan
mencari sesuap nasi tak semudah kedip kelopak mata
Murni terdampar ditengah gemerlap kehidupan malam
Seakan terlupa dengan janji yang terucap dulu
demi menyambung hidup Murni rela menjual diri
martabatnya tlah hancur tergilas putaran waktu
hinggap dipelukan lelaki hingga menjelang pagi
Namun jauh didalam relung hatinya murni meronta
ketika tersadar akan perilakunya yang tak terpuji
kabar tentangnya terlanjur membuat malu keluarga
Murni telah jauh tersesat di belantara sepi sendiri
Buta mata hatinya tertutup kabut kegelisahan
tak sanggup memikul segala beban penderitaan
Murni memilih jalan pintas meneguk ramuan setan
terbang bersama ilusi tuk melepas sejuta persoalan
Sampailah waktu dimana Murni tak dikenali
wajahnya yang manis tersamar debu jalanan
duduk termangu di sudut lorong yang sunyi
tersenyum sendiri menyapa riuh kekosongan
Murni telah kehilangan jati diri
tiada keinginan untuk kembali
Murni telah kehilangan ingatan
jadi korban kejamnya kehidupan

mudahnya mulut bicara semudah kerdipkan mata
sejenak terlupa peristiwa yang menggores luka
tak ubahnya dengan penjual jamu pinggiran jalan
semata demi laku terjual keping barang dagangan
seribu janji melambung tinggi ke puncak bukit
menebarkan sejuta harapan menembus kaki langit
setinggi merpati terbang tak sedikitpun menyentuh tanah
nampak emas berkilau namun sejatinya seonggok sampah
dalam benaknya tertulis harga mati meraih kemenangan
tak peduli apapun diperbuat meski menipu hati nurani
sejenak rela wajahnya berkaca pada air hitam comberan
bagai orang suci dengan telunjuk mengarah kesana kemari
berjuta nyawa telah terbuang jadi tumbal keserakahan
disudut kamar anak anak angsa menangis dalam pasungan
dipaksa menanggung dosa yang tak pernah dia lakukan
tunas muda tak mampu bertumbuh ditebas pisau kekuasaan
bekas darah yang tumpah tiada pernah terhapus
setiap perih luka tersayat musti terbayar impas
harapan tuk bertemu sinar pagi telah lama pupus
terlarut dalam gelap bersama impian yang kandas
bagaimana kau bisa membingkai sepotong wajah
yang hendak kau selipkan diantara nama pahlawan
sedangkan tangis anak anaknya belum juga reda
tiada terganti meski hayat terlepas dari badan
memanglah benar bahwa lidah tak bertulang
kala betutur kata kata manis semanis madu
apapun yang akan kau katakan di jaman sekarang
tak seperti apa yang kau bicarakan dimasa lalu
pucuk ilalang hanya menunggu semilir angin datang
bersama belalang yang bermain disela sela ranting
meraka tak butuh lagi kisah indah sebelum tidur menjelang
peluk tubuh dan basahi jiwa mereka yang telah lama kering
hanya sejarah yang menjadi saksi bisu
yang terbungkam didalam pusaran waktu
hingga kini masih terdiam dan membeku
akankah terbuka dari ikatan belenggu
bila saja diantara hati mau diajak bicara
tentu kebenaran dan keadilan akan segara tiba
memecah kerinduan yang selama ini tertahan
menjelma menjadi serangkai senyum kebahagiaan